Rabu, 20 Februari 2008

Kanker Leher Rahim Menghantui Wanita Indonesia


Kanker leher rahim adalah penyakit kanker yang menyerang leher rahim wanita. Jumlah penderita kanker leher rahim di Indonesia sekitar 200 ribu setiap tahunnya dan menduduki peringkat kedua setelah kanker payu dara. Namun demikian walaupun penyakit ini merupakan penyakit keganasan yang dapat menyebabkan kematian kesadaran untuk memeriksakan diri dirasakan sangat rendah, hal ini tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan mengenai kanker ini. Indikasinya adalah lebih dari 70% penderita yang datang ke Rumah Sakit sudah pada kondisi lanjut.

Kanker leher rahim pada stadium dini seringkali tidak menimbulkan gejala apapun dan sering belum menimbulkan perubahan yang nyata dari mulut rahim. Namun demikian perlu diperhatikan apabila adanya keputihan, perdarahan sesudah senggama, serta keluarnya cairan encer dari vagina.

Gejala-gejala yang timbul pada kanker leher rahim adalah:

§ Perdarahan sesudah senggama

§ Perdarahan spontan

§ Keputihan berbau

§ Rasa tidak nyaman saat senggama.

Siapa beresiko?

Wanita-wanita yang mempunyai resiko terkena penyakit kanker leher rahim adalah:

  1. Wanita menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda (usia kurang dari 17 tahun). Karena wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, ketika hubungan seks terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil, yang dapat mengundang masuknya virus.
  2. Sering berganti-ganti pasangan seks. Sering ganti pasangan seks dapat membuat wanita dapat menderita infeksi di daerah kelamin, sehingga dapat mengundang virus HPV dan herpes genitalis.
  3. Wanita yang sering melahirkan. Resiko ini tidak berdiri sendiri, melainkan dikaitkan dengan trauma persalinan, perubahan hormonal, dan nutrisi selama kehamilan.
  4. Wanita perokok memiliki resiko dua kali lebih besar dari wanita bukan perokok. Karena rokok akan menghasilkan zat karsinogen yang menyebabkan turunnya daya tahan lokal didaerah serviks.

Bagaimana mencegahnya?

Upaya pencegahan yang paling utama adalah menghidarkan diri dari faktor resiko diatas, seperti:

§ Menghindarkan diri dari hubungan seks pada usia muda, pernikahan pada usia muda dan berganti-ganti pasangan seks.

§ Menrencanakan jumlah anak ideal bersama suami, dan memperhatikan asupan nutrisi selama kehamilan.

§ Menghentikan kebiasaan merokok dan berperilaku hidup sehat.

Deteksi dini.

Deteksi dini kanker leher rahim adalah upaya yang dilakukan untuk memeriksa keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaan leher rahim dapat diketahui lebih awal dan apabila terdapat kelainan dapat diatasi sesegera mungkin.

Ada beberapa cara untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim, salah satunya adalah Tes Pap (Pap smear). Tes Pap ini merupakan satu pemeriksaan yang dianjurkan sebagai skrining terhadap kanker leher rahim. Tes pap ini merupakan pemeriksaan sitologi dengan tingkat sensitivitas menengah (cukup baik) dan relatif murah.

Kapan tes Pap dilakukan.

The American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan tes pap dilakukan setiap dua hingga tiga tahun sekali, dengan catatan ada riwayat hasil tes pap minimal negatif untuk dua kali berturut-turut. Usia mulai pertama kali melakukan tes pap adalah lima tahun setelah melakukan hubungan seksual secara aktif, atau berusia 25 tahun. Tetapi apabila ingin lebih aman dan nyaman lakukanlah tes pap sekali setiap tahun atau sesuai petunjuk dokter. Jangan menunggu adanya keluhan baru ke dokter/bidan.

Selain tes Pap, ada cara lain yang lebih simpel, yang dapat dilakukan ditingkat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, perawat atau bidan, yakni metode visual dengan asam asetat (asam cuka). Caranya relatif mudah yaitu dengan mengulaskan larutan asam cuka yang sudah diencerkan ke permukaan leher rahim. Secara langsung dengan mata telanjang akan dapat dilihat jika terjadi perubahan: dinyatakan positif bila permukaan serviks berubah dari merah jambu (warna normal) menjadi putih.

Pengobatan kanker leher rahim

Pengobatan kanker leher rahim sangat tergantung pada berat ringannya penyakit atau orang awam mengenalnya sebagai stadium. Pada stadium awal, maka jalan operasi biasanya menjadi pilihan pertama. Sedangkan untuk modalitas pengobatan, seperti: radiasi (penyinaran) dan khemoterapi (pemberian sitostika), dilakukan untuk kasus yang sudah dalam stadium lanjut.

Namun untuk kasus-kasus tertentu, misalnya kasus dengan tumor yang besar dan stadium lanjut, serta mencegah menjalarnya kanker, dilakukan pengobatan gabungan seperti: operasi dan radiasi, operasi dan khemoterapi, radiasi dan khemoterapi, dan operasi, radiasi, dan khemoterapi.

Mengingat biaya pengobatan yang demikian besar, dianjurkan agar para wanita untuk melakukan skrining awal sebagai langkah deteksi dini. “Sempatkan diri untuk melakukan tes pap, jangan tunda-tunda lagi”. Nah tunggu apalagi segera catat dalam agenda harian Anda, untuk melakukan tes pap.

Tidak ada komentar: